Jumat, 28 Oktober 2011

Menyapih dengan cinta

Menyapih (menghilangkan kebiasaan) terutama saat menyapih ASI hampir selalu menjadi momok yang menakutkan dan menegangkan bagi setiap bunda, tak terkecuali saya.
Bagaimana tidak, minum ASI (nenen) sudah sangat mengakar pada Lintang dari ia berumur beberapa hari.
Saat agak besar pun, lintang hanya mengandalkan ASI dan tidak mau susu formula (Sufor). Otomatis, tidur pun harus nenen.
Kegamangan muncul saat Lintang hampir berusia 2 tahun, saat itu 21 bulan.
Saya berencana menyapihnya, tapi bagaimana caranya, sedangkan minum susu formula saja belum mau, paling hanya 10-20 cc.
Terus tidurnya kalau nggak nenen gimana, pasti nangis terus. Cerita orang-orang pun menghantui saya, yang katanya si anak bisa sakit, ibunya juga sakit, nanti nggak tega, dan sebagainya.
Ada juga saran untuk mengolesi puting dengan lipstik, kunir, hingga bratawali. Belum-belum sudah pusing.
Akhirnya saya memutuskan untuk menyapih dengan perlahan dan berakhir tepat 2 minggu sebelum Lintang berusia 2 tahun.
Toh selama itu, ia masih punya hak untuk mendapatkan ASI, sambil pelan-pelan menambah asupan sufor agar kelak terbiasa.
Saya bertekad tidak menggunakan cara orang-orang dulu, hanya dengan pengertian.Jauh-jauh hari saya katakan kalau sudah 2 tahun tidak nenen lagi secara berulang-ulang.
Awalnya lintang nangis hingga sejam saat tidak diperbolehkan nenen di siang hari, tapi saya menggantinya dengan es cream atau agar-agarkesukaannya.
"Nenennya nanti malam ya kalau sudah dengar adzan maghrib," janji saya. Dan begitu adzan, Lintang langsung minta nenen.

Akhirnya ia terbiasa. Begitu pula saat menyapih secara total, ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Lintang hanya minta tidur digendong saat diberi tahu tidak boleh nenen.
Pelan-pelan, ia pun bisa tidur sendiri tanpa digendong lagi. Asupan susunya pun sudah banyak. Alhamdulillah.....

Ini tips buat bunda yang hendak menyapih buah hatinya

1. Mantapkan hati saat akan menyapih (baik itu ASI, diapers, atau yang lain)
2. Pilih waktu yang tepat (saat anak sehat, mood-nya bagus)
3. Komunikasikan dengan anggota keluarga agar saling mendukung proses menyapih (ayah,eyang, hingga pembantu)
4. Beri pengertian pada si anak kenapa ia harus menghentikan kebiasaan tersebut. Jika si anak bertanya beri jawaban yang realistis
5. Jangan menakut-nakuti atau membohongi anak dengan sesuatu.
   Untuk menyapih ASI hindari menggunakan hal-hal yang tidak logis, misalnya puting diberi lipstik kemudian mengatakan "Hi..nenennya berdarah", atau ke orang pintar agar si anak lupa.
6. Jangan menyapih dengan menyerahkan proses tersebut pada orang lain, misalnya dititipkan di tempat neneknya. Si anak akan merasa takut kehilangan dan tidak disayang.
7. Sapih anak secara perlahan. Untuk menyapih ASI, dibutuhkan waktu agak lama, misalnya bulan ini tidak boleh nenen selain di rumah, bulan berikutnya tidak boleh nenen selama siang hingga maghrib
sampai akhirnya tidak nenen semalaman.
8. Siapkan kebutuhan untuk menunjang proses menyapih. (ASI : makanan kesukaan, susu pengganti ASI)
9. Jika anak menangis terus, beri pelukan dan katakan kita menyayanginya sambil membujuk untuk berhenti menangis.
Proses menyapih tidak instant, dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan.
    SEMOGA BERHASIL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar